
P5 TEMA” KEARIPAN LOKAL (MEMBATIK)
PM.KHALIFAH
Krearifan lokal (membatik), “Budayaku jati diriku” inilah tema proyek penguatan profil pelajar pancasila yang di laksanakan pada hari rabu 21 februari 2024 bertempat di aula pm khalifah.
PM Khalifah mendatangkan langsung narasumber yaitu Nur Halimatusa’diah, SE. Dalam kegiatan ini semua diajarkan tentang batik dan proses membatik sekaligus praktik masal membatik.
Sukabumi memiliki warisan batiknya sendiri yang dikenal sebagai Batik Lokatmala. Batik ini mulai diproduksi sejak 2009 dan memiliki berbagai motif unik. Pemiliknya terinspirasi untuk membuat batik ini setelah membeli batik dan menelusuri sejarah membatik Sukabumi. Meskipun tidak ada bukti foto atau lainnya, sejak dahulu warga Sukabumi sudah ada yang membatik.
Selain itu, Sukabumi juga dikenal karena kegiatan membatiknya. Misalnya, untuk memperingati Hari Batik Nasional, sejumlah warga di Desa Agro Eduwisata Parungseah, Kabupaten Sukabumi melakukan membatik massal dan membentangkannya di area pesawahan. Batik yang dibuat dengan teknik cap, ceplok, atau stempel ini mencapai panjang 198 meter dan berhasil mencatatkan rekor Indonesia di Original Rekor Indonesia (ORI).
Pengembangan motif juga dilakukan dengan diadakan lomba desain Batik Sukabumi, dan pelatihan membatik diadakan untuk generasi muda agar mengenal dan mencintai batik. Batik Sukabumi diharapkan akan menembus pangsa pasar nasional bahkan internasional.
Membatik adalah proses pembuatan kain batik yang merupakan warisan budaya Indonesia, khususnya Jawa. Proses ini melibatkan teknik melukis dengan lilin (malam) pada kain, kemudian mewarnai kain tersebut, dan akhirnya menghilangkan lilin untuk mengungkapkan motif yang indah. Ada banyak gaya dan motif batik, termasuk batik Solo, batik Yogyakarta, batik Pekalongan, dan banyak lagi.
Membatik membutuhkan kesabaran dan keahlian, karena setiap detail harus dikerjakan dengan hati-hati. Ada beberapa langkah dalam proses membatik, yaitu:
1. Menggambar desain pada kain dengan pensil.
2. Mengaplikasikan lilin pada area yang tidak ingin diwarnai. Ini biasanya dilakukan dengan alat yang disebut canting.
3. Mewarnai kain. Kain direndam dalam pewarna dan area yang dilapisi lilin akan tetap berwarna asli.
4. Menghilangkan lilin. Setelah pewarnaan, kain direbus dan lilin dilelehkan dan dihilangkan.
5. Proses ini mungkin diulang beberapa kali tergantung pada jumlah warna dan kompleksitas desain.