
Kajian Pekanan Virtual Bersama Santri Khalifah Boarding School
“MUROQOBATULLAH”
“MUROQOBATULLAH” Adalah tema kajian kita 12-22-2020, meskipun diadakan secara virtual zoom, sama sekali tidak mengurangi kehangatan kajian kali ini.
Bagaimana tidak, pembawaan yang ceria nan asyik di awal pembukaan oleh ustadz
Hendar Abu Rayyan
(mudir Khalifah Boarding School) sebagai pemateri membuat para santri dan musyrif sangat antusias untuk mendengarkan ilmu dan hikmah-hikmah yang akan beliu sampaikan.
Setelah mengucap Hamdalah dan Shalawat, tak lupa beliu menanyakan kabar para santri dengan sapaan riang “kayfa halukum, apakabar anak-anakku..?” serentak para santri menjawab “nahnu bikhoyr ustadz,, Alhamdulillah..”. Kemudian beliau melanjutkan dengan menanyakan hal-hal ringan kepada para santri seputar aktivitas mereka selama berada di rumah masing-masing. Para santri pun memberikan jawaban beragam, “ah, di rumah bosen tadz, pengen balik ke KBS aja”, “bi aja tadz”, “seru tadz”, bahkan sebagian menjawab “mantab tadz, bisa mabar terus”. Mendengar para santri yang seolah tanpa canggung memberikan jawaban ‘apa adanya’, ternyata mengundang pekik tawa dari beliau dan para musyrif yang saat itu ikut mendampingi. “ah, anak-anakku,, para calon pemimpin,, kami harus akui kalian memang pemberani,, tapi itulah yang dibutuhkan oleh agama dan bangsa ini,, oleh karenanya, kalian harus belajar lebih banyak lagi ya nak,, agar kaberanian ini bisa diterapkan dengan cara dan pada kondisi yang tepat…”, begitu kira-kira kalimat yang timbul di benak kami saat itu.
Setelah sedikit berbincang-bincang dan bercanda dengan para santri, tibalah saatnya beliau menyampaikan ilmu kepada para santri. Beliau mengawali dengan pertanyaan “apakah saat ini Allah SWT mengetahui apa yang kita lakukan?” para santri menjawab “iya ustadz”, “apakah kalian merasa diawasi oleh Allah?”, kembali para santri menjawab “iya ustadz..”. Kemudian beliaupun melanjutkan “itulah Muroqobatullah. Ketika kalian selalu merasa segala perbuatan, perkataan, fikiran, dan perasaan kalian diketahui dan diawasi oleh Allah SWT, maka sesungguhnya benih-benih muroqobatullah telah tumbuh dalam diri kalian, walhamdulillah…”
“Tapi apakah itu sudah cukup?” Tanya beliau yang membuat para santri semakin penasaran dan antusias untuk mendengarkan kelanjutannya. Walhasil, tak satu pun santri menyela untuk memberikan jawaban,, suatu isyarat agar beliau segera menjawab rasa penasaran mereka. Beliaupun melanjutkan “anak-anakku, ketika kalian merasa segala tindak tanduk kalian diawasi oleh Allah SWT, maka sesungguhnya ini adalah sifat sangat bagus, namun belum cukup menjadikan kalian hamba yang baik”.
Ah, rupanya penjelasan beliau di atas belum juga membuat ‘dahaga penasan’ para santri menjadi lega. Untuk itu beliaupun melanjutkan “akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana sikap kalian setelah merasa yakin diawasi oleh Allah SWT. Apakah semakin takut berbuat maksiat ataukah tidak? Apakah semakin giat beramal sholih ataukah tidak?. Orang yang benar-benar merasa yakin diawasi oleh Allah SWT pasti takut berbuat maksiat kapan pun dan di mana pun,, ketika ada orang yang melihat atau ketika sendiri. Akan tetapi orang yang belum mempunyai sifat Muroqobatullah akan sangat mudah melakukan kemaksiatan, apalagi kalau tidak ada yang melihat.
Maka oleh karenanya duhai anak-anakku sekalian, marilah kita tumbuhkan sifat Muroqobatullah pada diri-diri kita semua. Jangan sampai kita melakukan hal-hal yang dimurkai oleh Allah SWT karena merasa tidak ada yang mengetahui,, na’udzu billah. Mari kita yakinkan kepada diri-dri kita bahwa Allah SWT senantiasa melihat dan mengetahui gerak gerik kita kapan pun dan di mana pun,, sedangkan para malaikat-Nya senantiasa mencatat amalan-amalan kita.”.
Pada pada detik-detik terakhir, beliau menasihati para santri dengan membacakan sepotong hadits: “hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau merasa tidak mampu melihatnya, maka yakinlah sesungguhnya Dia senantiasa melihatmu”.
Demikianlah ilmu yang beliau sampaikan pada kajian kali ini. Dengan pembawaan riang yang dibalut candaan serta menggunakan bahasa-bahasa sederhana membuat para santri mudah memahami setiap kajian-kajian beliau yang biasa diadakan di masjid Khalifah setiap selasa malam.
Semoga pandemi cepat berlalu, dan para santri bisa segera kembali ke boarding tercinta,, aamiin…
foto sebai pemanis: pemandangan depan Khalifah Boarding school..